Deklarasi Global Eliminasi Kanker Serviks

·       Pada tahun 2018, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengeluarkan seruan global untuk mengeliminasi kanker serviks. Sekarang, setelah lima tahun berlalu, kita memiliki peluang yang sangat baik untuk mempercepat kemajuan menuju tujuan ini, tetapi hanya jika kita mengambil tindakan sekarang. Sudah saatnya kita mengakhiri tragedi kematian wanita akibat penyakit yang menghancurkan ini ketika sebenarnya kita memiliki alat untuk mencegahnya. Mari bersama-sama berkontribusi dalam upaya ini dan memastikan suara kita didengar.

العربية •  中文English • Français • Português • Español • Bahasa

Co-Leads Deklarasi

  • Prof. Isaac F. Adewole

    Profesor, University of Ibadan dan University of Northwestern

    Mantan Menteri Kesehatan, Nigeria

    Co-Founder, African Cancer Coalition

    Nigeria

  • Dr. Neerja Bhatla

    Profesor & Kepala, Departemen Obstetri dan Ginekologi, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), New Delhi

    India

  • Dr. Suzanne Garland

    Profesor Penyakit Menular Reproduksi & Neonatal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, University of Melbourne, Royal Women’s Hospital (RWH)

    Presiden, International Papillomavirus Society (IPVS)

    Australia

  • Dr. Fatma Guenoune

    Presiden, Senegalese Anti-Cancer League

    Senegal

  • Dr. Faysal El Kak

    Pengajar senior, Clinical Associate of OBGYN Sexual Health & Direktur, Women Integrated Sexual Health (WISH) Program, American University of Beirut

    Lebanon

  • Prof. Nelly Rwamba Mugo

    Peneliti klinis utama, Pusat Penelitian Klinis, Kenya Medical Research Institute (KEMRI)

    Kenya

  • Dr. Sabin Nsanzimana

    Menteri Kesehatan, Rwanda

    Rwanda

  • Dr. Firdausi Qadri

    Ilmuwan Senior, Infeksi Enterik dan Pernafasan, Divisi Penyakit Menular, International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh (icddr,b)

    Bangladesh

  • Prof. Helen Rees

    Direktur Eksekutif, Wits RHI, University of the Witwatersrand

    Afrika Selatan

  • Prof. Margaret Stanley

    Profesor, University of Cambridge

    Inggris Raya

  • Luisa Lina Villa, PhD

    Profesor Onkologi Dasar, Departemen Radiologi dan, Fakultas Kedokteran, Universidade de São Paulo, Instituto do Câncer do Estado de São Paulo

    Brazil

  • Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K)

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

    Indonesia

  • Prof. Fanghui Zhao

    Direktur dand Profesor, Departemen Epidemiologi Kanker, Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker, Chinese Academy of Medical Sciences dan Peking Union Medical College

    China

Deklarasi Global Eliminasi Kanker Serviks

Deklarasi Global Eliminasi Kanker Serviks —

Sebagai dokter, perawat, profesional kesehatan, pekerja kesehatan masyarakat, advokat pasien, ilmuwan, dan pakar kesehatan masyarakat, kami percaya bahwa eliminasi kanker serviks dapat dicapai dan merupakan langkah penting dalam memajukan kesehatan dan kesejahteraan anak perempuan, perempuan dewasa, keluarga, dan masyarakat di seluruh dunia.

Kami menyerukan tindakan mendesak untuk menjadikan eliminasi kanker serviks sebagai prioritas Kesehatan global, dengan dorongan komitmen dan sumber daya yang tinggi untuk mewujudkannya. Tidak ada perempuan yang harus kehilangan nyawa akibat kanker serviks ketika kita memiliki alat untuk mencegah, mendiagnosis dini, dan mengobatinya.

Pada tahun 2018, WHO menyerukan eliminasi kanker serviks, salah satu kanker paling umum di kalangan perempuan di seluruh dunia. Pada tahun 2020, 194 negara anggota Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) mengeluarkan resolusi yang menyerukan eliminasi kanker serviks, dan mengadopsi Strategi Global WHO untuk Mempercepat Eliminasi Kanker Serviks sebagai Masalah Kesehatan Masyarakat.

Namun perbaikan masih terbatas, sebagian karena dunia menghadapi pandemi global COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi utamanya karena ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama dalam akses terhadap vaksin yang menyelamatkan nyawa untuk melawas human papillomavirus (HPV)—virus yang menyebabkan sebagian besar kasus kanker serviks —dan layanan skrining dan pengobatan untuk kanker serviks dan HPV. Lebih dari 90% dari 342.000 perempuan yang meninggal setiap tahun akibat kanker serviks tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Eliminasi kanker serviks dimungkinkan dengan perubahan mendesak di tiga area: vaksinasi, deteksi dini, dan pengobatan. Memvaksinasi HPV pada anak perempuan usia 9-14 tahun adalah cara utama untuk mencegah kanker serviks. Vaksin HPV aman, efektif, dan dapat mencegah hingga 90% kasus kanker serviks.

Kanker serviks juga dapat dicegah melalui skrining dan pengobatan lesi pra-kanker, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengembangkan skrining HPV yang terjangkau dan alat pengobatan dini yang cocok untuk kondisi sumber daya rendah. Dalam banyak kasus, kanker serviks dapat disembuhkan jika terdeteksi dini dan dengan akses pengobatan yang tepat, sedangkan kasus yang lebih lanjut dapat berhasil diobati dengan akses ke fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga kesehatan yang terlatih.

Sejak seruan WHO pada tahun 2018, kami semakin yakin bahwa kanker serviks dapat dieliminasi. Hal ini didasarkan pada beberapa perkembangan penting:

  1. 1.     Setelah bertahun-tahun mengalami kendala pasokan vaksin HPV, perusahaan farmasi telah meningkatkan kapasitas produksi—dan lebih banyak lagi produk yang tersedia di pasaran—untuk memenuhi permintaan di tahun-tahun mendatang.

    2.     Rekomendasi WHO tahun 2022 yang menyatakan bahwa rejimen vaksin HPV satu dosis memiliki kemanjuran dan durasi perlindungan yang sebanding dengan rejimen multi-dosis pada anak perempuan usia 9-14, memudahkan banyak negara untuk mengatasi tantangan logistik dan sumber daya serta meningkatkan tingkat cakupan vaksinasi.

    3.     Pemutakhiran pedoman WHO tentang skrining dan pengobatan, termasuk penguatan dan peningkatan layanan untuk penatalaksanaan kanker serviks invasif, akan membantu penyedia layanan kesehatan melayani perempuan di seluruh dunia dengan lebih baik.

    4.     Negara-negara seperti Australia dan Rwanda telah membuat kemajuan luar biasa menuju eliminasi, menunjukkan kebutuhan dan kekuatan komitmen politik dan keuangan yang tinggi.

Dengan meningkatkan akses dan penggunaan vaksinasi HPV di antara anak perempuan usia 9-14 tahun, ditambah dengan program skrining dan pengobatan yang kuat untuk perempuan, kita memiliki peluang bersejarah untuk mencegah kanker serviks, mengurangi kematian secara drastis, dan menghilangkan penyakit yang mematikan.

Kita memiliki alat untuk menghilangkan kanker serviks. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk terlibat dalam tindakan kolektif dan mengubah peluang ini menjadi kenyataan untuk mencapai tujuan kesehatan global kita, termasuk beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan target global.

Sejalan dengan Strategi Global WHO untuk eliminasi kanker serviks, kami menyerukan:

  • Para pemimpin negara untuk memenuhi komitmen mereka terhadap resolusi dan strategi yang diadopsi pada tahun 2020 untuk mempercepat eliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat, termasuk dengan memperkenalkan dan meningkatkan akses vaksin HPV; memastikan akses ke program skrining dan pengobatan yang efektif dan terjangkau; dan mengintegrasikan layanan ini ke dalam sistem kesehatan primer.

  • Para pemimpin negara untuk mempertimbangkan mengadopsi rekomendasi WHO mengenai vaksin HPV satu dosis, yang didasarkan pada tinjauan bukti kemanjuran dan durasi perlindungan yang sebanding. Individu dengan gangguan kekebalan—termasuk mereka yang hidup dengan HIV yang enam kali lebih mungkin terjangkit kanker serviks—harus diprioritaskan dan menerima dua dosis, dan jika memungkinkan, tiga dosis vaksin HPV.

  • Para pemimpin negara untuk memperkuat kapasitas deteksi didni dan pengobatan kanker serviks pra dan invasif, termasuk dengan memperkuat jalur rujukan, meningkatkan akses ke radioterapi dan terapi sistemik, serta meningkatkan dan meningkatkan akses ke perawatan paliatif dan layanan dukungan.

  • Dokter, perawat, profesional kesehatan, pekerja kesehatan masyarakat, advokat pasien, ilmuwan, dan pakar kesehatan masyarakat agar saling berberbagi bukti bahwa vaksinasi HPV aman, efektif, dan penting untuk mengurangi kejadian dan kematian akibat kanker serviks.

  • Tokoh masyarakat dan agama agar mendukung upaya advokasi dan komunikasi yang diprakarsai oleh masyarakat untuk memastikan keberhasilan penerapan pencegahan, skrining, dan pengobatan kanker serviks.

  • Organisasi masyarakat sipil agar senantiasa mendukung mobilisasi masyarakat, peningkatan kesadaran, dan mendorong peningkatan penggunaan fasilitas pencegahan, skrining, dan pengobatan kanker serviks.

  • Donor dan pemerintah agar mendanai program imunisasi HPV di negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin HPV.

  • Sektor swasta untuk berinvestasi dalam kit pengambilan sampel HPV mandiri yang terjangkau dan dapat diakses serta teknologi skrining dan pengobatan lain yang dapat digunakan di situasi sumber daya yang rendah. Selain itu, untuk mempertimbangkan solusi perizinan dan transfer teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas layanan skrining, diagnostik, dan pengobatan, khususnya di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

  • Produsen vaksin untuk terus mengembangkan, memproduksi, dan memasok vaksin berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan negara, dan menyediakan sumber daya secara merata bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk menjembatani kesenjangan dalam cakupan vaksinasi HPV.

  • Profesional pendidikan, termasuk administrator sekolah, guru, dan perawat sekolah, untuk mempromosikan dan mendukung vaksinasi HPV, terutama di kalangan anak perempuan usia 9-14 tahun.

  • Orang tua dan wali agar mendidik diri mereka sendiri tentang kanker serviks dan mendukung vaksinasi HPV untuk anak-anak mereka, terutama anak perempuan usia 9-14 tahun.

Tandatangani deklarasi

·       Mohon mengisi formulir di bawah ini untuk mendaftarkan nama Anda dalam menandatangai Deklarasi Global Eliminasi Kanker Serviks.

Undu deklarasi dalam bentuk PDF